Referral Banners

Selasa, 27 Januari 2009

Glass Painting khas Malang

Souvenir Mon, 26 Jan 2009 08:00:00 WIB

Botol, toples dan benda dari kaca atau gelas yang tak terpakai, berubah menjadi aneka pajangan cantik di ruang tamu dan kantor. Sentuhan lukisan beragam motif, membuat benda-benda kaca itu kembali berpamor.

Barang-barang berbahan dasar kaca seperti toples, sentir, botol, dan gelas itu berasal dari sejumlah kota antara lain Malang, Surabaya, dan Bali. Untuk bahan melukisnya digunakan outliner dengan tinta berwarna perak atau emas serta cat kaca/gelas yang bersifat transparan dari Italia dan Perancis. Perkakas pendukungnya antara lain kuas dan thinner.

Prosesnya juga amat sederhana. Semula barang-barang tersebut dicuci sampai bersih. Kemudian dikeringkan sampai benar-benar kering. Setelah itu dibuat gambar dengan memakai outliner setelah sebelumnya digambari sesuai desain yang dikehendaki.

Setelah itu disimpan beberapa saat sampai outliner-nya kering. Baru kemudian diwarnai dengan cat kaca atau cat gelas. Selesai diwarnai semua kemudian didiamkan sampai benar-benar kering catnya, selama lebih kurang 24 jam. Setelah kering, baru diberi lagi hiasan dekoratifnya dengan outliner. Lalu dikeringkan, setelah itu baru bisa dipajang.

Dyah Rachmalita, SE. M.AB adalah salah seorang pelukis gelas atau kaca tersebut. Dia belajar dari seorang guru lukis asal Rumania bernama Mrs. Irina Cananu. Sejak itu, Lita demikian panggilan akrabnya menekuni lukisan gelas atau kaca ini.

"Awalnya hanya sekadar hobi untuk hiasan di rumah. Tapi beberapa teman yang berkunjung ke rumah tertarik untuk membeli karya saya," jelas Lita yang kerap mengikuti pameran hasil karyanya di berbagai tempat antara lain pameran Lebaran Fair, Inacraft, dan sebagainya.

Karya Lita cepat mendapat respon positif dari masyarakat. Sebab Lita bukan hanya melukis botol saja melainkan juga bermacam toples, piring, mangkok dan lainnya. Kini produk karya seninya kian beragam. Selain botol dan toples, dia juga melukis piring, sentir, tempat lilin, hiasan kulkas, frame foto, vas bunga, mangkuk, dan lainnya dengan harga bervariasi mulai Rp 5 ribu sampai Rp 2 juta.

Karya seni lukis kacanya dipasarkan ke berbagai daerah seperti Malang, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Jakarta, dan Bandung. Sedangkan untuk pasar luar negeri, baru para wisatawan mancanegara dari Singapura, Malaysia, dan Perancis.

Kendala yang menghambat usaha Lita terutama ketersediaan botol-botol berbentuk unik. Menurutnya dalam sebulan dia belum tentu mendapatkan botol yang unik dalam jumlah besar. Kendala lainnya, waktu pengerjaannya cukup lama, tidak bisa cepat-cepat atau terburu-buru. "Ini produk hand made yang memerlukan waktu dan konsentrasi lebih agar kualitas seninya bagus," terang Lita.

Meski terbentur kendala, Lita berjanji terus berkarya dan bahkan ingin memperluas pasar karya seni lukis kacanya ke beberapa negara lain. Dia pun berencana akan mengikuti pameran di beberapa negara agar masyarakat internasional mengenal produk lukisan gelasnya itu.

Sumber: Majalah Travel Club

Tidak ada komentar:

Posting Komentar